Postingan

certia mataram kuno part 50

Gambar
  Raja – raja Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya (Hindu) Raja Sanjaya (732-760 M): Pendiri Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah dari Mataram (Medang). Rakai Panangkaran (760-780 M): Putra Sanjaya yang memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Tengah bagian selatan. Rakai Panunggalan/Dharmatungga (780-800 M): Putra Rakai Panangkaran yang berhasil membangun kembali Candi Prambanan. Rakai Warak/Indra (Syailendra) (800-820 M): Menantu Rakai Panangkaran yang membangun Candi Borobudur. Dinasti Syailendra (Buddha) Rakai Pikatan (840-856 M): Menantu Rakai Garung yang berhasil menyatukan kembali kedua dinasti. Rakai Kayuwangi (856-882 M): Putra Rakai Pikatan yang membangun Candi Lumbung dan Ngabean. Rakai Watukura Dyah Balitung (882-898 M): Putra Rakai Kayuwangi yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno mencapai masa kejayaan. Dinasti Isyana (Hindu) Mpu Sindok (929-947 M): Raja yang memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur dan membangun Candi Dinoyo dan Jawi. Sri Lokapala dan Ratu Sri Isanat...

certia mataram kuno part 49

Gambar
  Pikatan dan Pramodhawardhani kemudian memerintah bersama sebagai raja dan ratu dari Kerajaan Mataram Kuno. Mereka membangun candi Prambanan sebagai candi Hindu terbesar di Indonesia. Mereka juga melanjutkan pembangunan candi-candi Buddha lainnya seperti Plaosan dan Sewu. Pada masa pemerintahan mereka, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemakmuran dan stabilitas. Perpindahan Pusat Pemerintahan ke Jawa Timur Pada awal abad ke-10, terjadi bencana alam berupa letusan Gunung Merapi yang menghancurkan sebagian besar wilayah kerajaan. Hal ini menyebabkan kerusakan infrastruktur, kelaparan, penyakit, dan kematian massal. Selain itu, terjadi pula serangan dari Kerajaan Sriwijaya yang ingin merebut kembali wilayah-wilayah di Jawa.

certia mataram kuno part 48

Gambar
  Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan banyak peninggalan berupa prasasti, candi, seni, sastra, dan budaya. Prasasti-prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan sumber utama informasi tentang sejarah kerajaan ini. Beberapa prasasti penting antara lain Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, Prasasti Klurak, Prasasti Mantyasih, dan Prasasti Turyyanila. Candi-candi yang dibangun oleh Kerajaan Mataram Kuno merupakan karya arsitektur yang mengagumkan. Candi-candi ini memiliki nilai sejarah, religius, estetis, dan artistik yang tinggi. Beberapa candi terkenal antara lain Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Plaosan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Belahan, Candi Jawi, Candi Kidal, dan Candi Singhasari.

cerita mataram kuno part 47

Gambar
  Mpu Sindok adalah pendiri dari Dinasti Isyana yang merupakan cabang dari Dinasti Syailendra. Dinasti ini meneruskan tradisi agama Buddha, tetapi juga mengakomodasi agama Hindu dan agama lokal. Raja-raja dari dinasti ini berhasil mempertahankan kekuasaan mereka di Jawa Timur dan sekitarnya. Mereka juga membangun candi-candi baru seperti Belahan, Jawi, Kidal, dan Singhasari. Namun, pada akhir abad ke-10, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemunduran akibat persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain di Jawa Timur seperti Kahuripan, Janggala, dan Kediri. Kerajaan ini akhirnya runtuh pada tahun 1007 M setelah raja terakhirnya yang bernama Dharmawangsa dibunuh oleh raja Wurawari dari Lwaram. Dengan runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno, berakhirlah sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Jawa.

cerita mataram kuno part 46

Gambar
  Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan banyak peninggalan berupa prasasti, candi, seni, sastra, dan budaya. Prasasti-prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan sumber utama informasi tentang sejarah kerajaan ini. Beberapa prasasti penting antara lain Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, Prasasti Klurak, Prasasti Mantyasih, dan Prasasti Turyyanila.

cerita mataram kuno part 45

Gambar
  Abad ke-8 menjadi saksi bisu kejayaan Mataram Kuno. Kerajaan Hindu-Buddha ini menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra, membuka jalan bagi pertukaran budaya dan ekonomi yang memperkuat kedua kerajaan. Di bawah kepemimpinan Raja Rakai Pikatan (840-856 M) dari Dinasti Sanjaya, Mataram Kuno memasuki era baru. Pernikahannya dengan Pramowardhani dari Dinasti Syailendra, yang beragama Buddha, menandai persatuan dua dinasti besar dan membawa stabilitas politik. Persatuan ini memicu lonjakan pembangunan di Mataram Kuno. Candi-candi megah, seperti Borobudur, Mendut, dan Pawon, didirikan sebagai simbol kejayaan kerajaan dan bukti kemajuan seni arsitektur dan budaya. Masa kejayaan Mataram Kuno meninggalkan warisan budaya yang tak ternilai, yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini. Candi-candi megah tersebut menjadi bukti peradaban maju dan menjadi daya tarik wisata yang mendunia.

cerita mataram kuno part 44

Gambar
  Pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram Kuno mencapai masa kejayaannya. Raja-raja dari dinasti ini berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara. Mereka juga menjalin hubungan dagang dan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara , India, Cina, dan Sriwijaya. Salah satu raja terkenal dari dinasti ini adalah Samaratungga yang membangun candi Borobudur sebagai monumen agama Buddha terbesar di dunia. Namun, pada akhir abad ke-9, terjadi konflik internal di antara keluarga kerajaan. Anak Samaratungga yang bernama Balaputra menuntut haknya sebagai pewaris takhta. Ia bersaing dengan sepupunya yang bernama Pikatan yang telah menikahi putri Samaratungga yang bernama Pramodhawardhani. Pikatan didukung oleh Dinasti Sanjaya yang masih ada di Jawa Tengah bagian utara. Akhirnya, Balaputra kalah dan terpaksa mengungsi ke Sumatera bersama pengikutnya. Ia kemudian mendirikan Kerajaan Sriwijaya sebagai basis kekuatannya.