asal usul terbentuk negara negara di africa

 Asal usul terbentuknya negara-negara di Afrika sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sejarah, budaya, dan politik. Berikut adalah gambaran umum mengenai asal-usul terbentuknya negara-negara di Afrika:


1. **Pengaruh Sejarah dan Kerajaan Kuno**  

   Banyak negara di Afrika yang berakar dari kerajaan-kerajaan kuno seperti Kerajaan Mali, Kerajaan Ghana, Kerajaan Songhai, Kerajaan Kush, dan Kerajaan Great Zimbabwe. Kerajaan-kerajaan ini menjadi pusat kekuasaan, budaya, dan perdagangan yang membentuk identitas wilayah tertentu.


2. **Penjajahan oleh Eropa**  

   Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, bangsa Eropa melakukan penjajahan di Afrika dalam proses yang dikenal sebagai "Scramble for Africa" (Perlombaan untuk Afrika). Melalui perjanjian Berlin tahun 1884-1885, bangsa Eropa membagi Afrika menjadi koloni-koloni tanpa memperhatikan batas-batas etnis, budaya, dan sejarah lokal. Akibatnya, banyak negara modern di Afrika memiliki batas-batas yang ditetapkan oleh penjajah, bukan berdasarkan identitas lokal.


3. **Proses Kemerdekaan**  

   Setelah Perang Dunia II, gerakan kemerdekaan mulai berkembang di berbagai wilayah Afrika. Banyak negara merdeka dari penjajahan pada pertengahan abad ke-20, seperti Ghana (1957), Aljazair (1962), dan Nigeria (1960). Proses ini seringkali melibatkan perjuangan panjang dan kadang-kadang konflik bersenjata.


4. **Faktor Sosial dan Etnis**  

   Banyak negara di Afrika dibentuk dari berbagai kelompok etnis dan budaya yang hidup berdampingan. Setelah kemerdekaan, pembentukan negara sering kali didasarkan pada batas-batas yang ada, meskipun konflik etnis dan identitas tetap menjadi tantangan besar.


5. **Peran Global dan Politik Modern**  

   Saat ini, negara-negara di Afrika terus berkembang dan menghadapi tantangan dalam membangun identitas nasional yang kuat, mengelola keberagaman, dan memperkuat institusi politik mereka.


Secara ringkas, asal usul terbentuknya negara-negara di Afrika dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan kuno, proses penjajahan Eropa, perjuangan kemerdekaan, serta dinamika sosial dan etnis yang kompleks.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerita perang kerajaan mataram part 15

Gambar
Refleksi sejarah masa lalu yang bisa kita ambil untuk Indonesia kedepan , bahwa bangsa ini adalah bangsa yang mempunyai kebudayaan sangat tinggi dan adi luhung , dimana bangsa bangsa lain dibelahan bumi lainya masih belum berbudaya dan menguasai tehnis rancang bangun Nenek moyang kita sudah menguasai nya, bahwa bangsa ini juga sudah pernah mengalami perang agama di Nusantara yang merupakan perang agama terbesar saat itu, dan bisa berahir karena sifat keteladanan dan kebijakan serta kebesaran hati dari pemimpin nya saat itu yakni Raja Sri Maharaja Samaratungga dan anak nya Raja Sri Maharaja Rakai Pikatan serta Maha Dewi Pramoerdawardhani sebagai ratu dari wangsa Syailendra. 
Baca selengkapnya

cerita mataram kuno part 37

Gambar
  ada saat Maha Raja Rakai Pikatan yang beragama Hindu Siwa beristri Pramoerdawardhani dari wangsa Syailendra yang beragama Bhuda Mahayana, memerintahkan untuk membuat candi yang bercorak Hindu Siwa , untuk menandingi berdirinya candi Bhuda (Shambara Bhudura / Borobudur) maka Rakai Pikatan membangun candi Sewu yang bernama candi Prambanan pada tahun 850 Masehi, sebagai tempat ibadah bagi orang yang beragama Hindu Siwa , walaupun dalam pemerintahan Mataram saat Rakai Pikatan. Memerintah , baik agama Hindu Siwa maupun Bhuda Mahayana bisa hidup berdampingan , dengan damai mendapat jaminan dari Politik kerajaan saat itu. 
Baca selengkapnya

Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang part 5

Gambar
  Ketika sedang berlayar dalam perantauannya, sebuah kejadian buruk menimpa kapal yang ditumpangi Malin sehingga ia terdampar di sebuah pantai. Warga desa di pantai tersebut menyambut dan membantu Malin untuk tinggal dan bekerja di sana.  Malin bekerja dengan sangat rajin mengolah tanah desa yang subur dan menjadi semakin sukses. Malin memiliki 100 orang pekerja dan sejumlah kapal dagang sendiri. Setelah berhasil menjadi orang kaya, Malin pun mempersunting anak seorang saudagar kaya.  Sementara itu, Ibu Mande tidak pernah mendapatkan kabar apapun dari Malin selepas kepergiannya. Selama bertahun-tahun, Ibu Mande hanya bisa memandangi laut sambil berdoa agar anaknya selamat dan mengirimkan kabar, atau bahkan kembali ke desa. 
Baca selengkapnya