Postingan

Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang part 5

Gambar
  Ketika sedang berlayar dalam perantauannya, sebuah kejadian buruk menimpa kapal yang ditumpangi Malin sehingga ia terdampar di sebuah pantai. Warga desa di pantai tersebut menyambut dan membantu Malin untuk tinggal dan bekerja di sana.  Malin bekerja dengan sangat rajin mengolah tanah desa yang subur dan menjadi semakin sukses. Malin memiliki 100 orang pekerja dan sejumlah kapal dagang sendiri. Setelah berhasil menjadi orang kaya, Malin pun mempersunting anak seorang saudagar kaya.  Sementara itu, Ibu Mande tidak pernah mendapatkan kabar apapun dari Malin selepas kepergiannya. Selama bertahun-tahun, Ibu Mande hanya bisa memandangi laut sambil berdoa agar anaknya selamat dan mengirimkan kabar, atau bahkan kembali ke desa. 

Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang part 4

Gambar
  Beranjak dewasa, Malin merasa iba pada ibunya yang harus bersusah payah menafkahi mereka, sehingga berniat untuk merantau bersama sebuah kapal dagang. Ketika menceritakan tentang niatnya, sang ibu tidak mengizinkan Malin untuk pergi.  Ibu Mande tidak rela ditinggal anak semata wayangnya. Ibu Mande juga takut Malin akan menjadi seperti ayahnya yang pergi dan tidak pernah kembali ke kampung. Malin Kundang Merantau dan Menjadi Sukses Meski ditolak sang ibu, Malin tidak berhenti membujuknya. Melihat kegigihan Malin, Ibu Mande pun mengizinkannya pergi, meski dengan berat hati. Setelah meyakinkan ibunya bahwa dirinya akan baik-baik saja, Malin pun pamit dan meninggalkan Ibu Mande seorang diri di desa.

Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang part 3

Gambar
  Ibu Mande Rubayah dan Malin Kundang Pada zaman dahulu, di sebuah desa nelayan di Air Manis, Sumatra Barat, hiduplah satu keluarga nelayan. Karena kebutuhan keuangan keluarga, sang ayah akhirnya memutuskan untuk pergi merantau menyebrangi lautan.   Namun, sang ayah tidak pernah kembali ke kampung dan meninggalkan istrinya, Mande Rubayah. Sang istri kemudian membesarkan anak mereka, Malin, seorang diri. Oleh sang ibu, Malin sering  dikundang-kundang  (dibawa ke mana saja). Oleh karena itu, sang anak mendapat panggilan baru, Malin Kundang. Malin tumbuh sebagai anak yang pintar, tapi sedikit nakal. Malin sering mengejar ayam dan memukul mereka dengan sapu. Suatu hari, ketika Malin sedang mengejar ayam, Malin terjatuh dan tangannya terbentur sebuah batu. Luka itu meninggalkan bekas di lengannya. 

Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang part 2

Gambar
  Cerita ini terpusat pada dua karakter utama, Malin Kundang dan Ibu Mande. Sebagai tokoh utama, Malin memiliki perkembangan karakter yang berhasil membuat penikmat takjub. Bermula dari seorang anak yang patuh kepada orang tua, Malin berubah secara drastis menjadi sosok yang sombong dan durhaka. Ibu Mande digambarkan sebagai seorang ibu yang penyabar dan giat bekerja. Peran pendukung lainnya seperti istri Malin dan orang-orang dari kehidupan barunya, digambarkan sebagai karakter yang netral kendati tidak mengetahui kebenaran kisah Malin.  bu Mande Rubayah dan Malin Kundang Pada zaman dahulu, di sebuah desa nelayan di Air Manis, Sumatra Barat, hiduplah satu keluarga nelayan. Karena kebutuhan keuangan keluarga, sang ayah akhirnya memutuskan untuk pergi merantau menyebrangi lautan. 

Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang part 1

Gambar
Cerita ini berkisah tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya, sehingga dikutuk menjadi batu. Kisah Malin Kundang sangat populer, sehingga banyak diadaptasi ke dalam bentuk seni lainnya. Mulai dari drama berjudul Malin Kundang oleh  Wisran Hadi  pada 1978, sinetron dengan judul yang sama pada 2005-2006,  online game   rancangan IAIN Surakarta yang rilis pada 2016, sampai menjadi tema  Musikal di Rumah Aja  yang digarap oleh Indonesia Kaya pada 2020. Selain itu, kisah legendaris ini turut menginspirasi seniman Dasril Bayras dan Ibenzani Usman untuk membuat  relief batu  berbentuk pecahan kapal dan sosok manusia yang menggambarkan Malin Kundang. Karya ini terletak di Pantai Air Manis dan telah men jadi salah satu daya tarik turis sejak 1980-an.

Cerita Pendek Cerita Rakyat Asal Usul Banyuwangi dan Pesan Moralnya part 9

Gambar
  Pesan moral Dari cerita rakyat Asal Usul Banyuwangi tersebut, banyak pesan moral yang kita bisa petik bahwa : Amarah dan balas dendam bukan suatu penyelesaian masalah yang baik. Amarah dan balas dendam hanya akan membuat diri kita merugi dan orang lain yang tidak bermasalah menanggung akibatnya. Bahkan amarah dan balas dendam juga hanya akan menimbulkan masalah baru. Jadi kendalikan amarah dan hilangkan niat untuk balas dendam jika ada di antara Anda yang memiliki rasa kesal dan marah dengan seseorang. Demikian sedikit informasi yang kami dapat bagikan terkait cerita rakyat Asal Usul Banyuwangi. Semoga cerita rakyat kali ini menambah informasi dan pengetahuan Anda.

Cerita Pendek Cerita Rakyat Asal Usul Banyuwangi dan Pesan Moralnya part 8

Gambar
  Surati pun berkata pada suaminya, “Baiklah kalau kau tidak percaya padaku. Sekarang coba lihat sungai itu. Jika ketika aku melompat ke sana baunya harum artinya aku tidak berbohong. Namun jika ketika aku melompat ke sana baunya busuk, artinya aku berbohong”. Tak butuh waktu lama, Surati segera melompat ke sungai itu. Benar saja, bau sungai menjadi harum dan itu menandakan Surati tidak berbohong. Raden Banterang yang tersulut emosi tentu sangat menyesal dengan perbuatannya yang tidak mendengar penjelasan istrinya itu. Dari sanalah kota itu kemudian dikenal dengan nama    Banyuwangi   atau dalam bahasa Indonesia berarti air harum. Pria pengemis compang – camping yang memberikannya informasi tentang Surati adalah kakak Surati sendiri. Kakak Surati pun menyesal bahwa apa yang dilakukannya ternyata membuat adiknya sendiri terbunuh. Ia juga meminta maaf kepada Raden Banterang atas perbuatannya itu.